Keyakinan Dan Prasangka Baik

Seorang murid mendambakan syeikh yang dapat menyampaikannya harapannya kepada Allah. Meski sudah berusaha keras, ia tak berhasil menemukan syeikh yang diidamkan.
Suatu hari ada yang berkata kepadanya bahwa ia tidak akan menemukan seorang syeikh yang dapat menyampaikannya kepada Allah kecuali Fulan bin Fulan yang tinggal disuatu kota. Ia pun segera berangkat ke kota itu.

Setelah sampai di sana, ia menanyakan tentang orang yang dimaksud. Penghuni kota menun- jukkan kepadanya seorang lelaki yang berperangai buruk dan suka bermaksiat. Ia mendatangi rumah orang itu dan mengetuk pintunya.

"Siapa?" tanya pemilik rumah.
"Fulan," jawabnya.

Pemilik rumah sedang menunggu orang yang kebetulan namanya sama dengan nama si murid. Ia telah berjanji kepadanya untuk bersenang-senang dengan wanita dan minuman memabukkan. Ia lalu membukakan pintu karena mengira bahwa tamu itu adalah temannya.
Si murid masuk ke dalam rumah. Ketika menatap wajah pemilik rumah, ia lalu duduk bersimpuh dan menangis. Pertemuan dengan sang calon syeikh ini begitu mengharukannya sehingga ia tidak melihat wanita-wanita dan minuman keras yang ada di situ.

"Apa yang terjadi denganmu?" tanya pemilik rumah keheranan.
"Aku ingin agar kamu menyampaikan aku kepada Allah. Aku telah berusaha mencari guru, tetapi tidak menemukan selain kamu," kata si murid dengan suara sendu.
Karena ingin segera terbebas dari orang yang tampak aneh ini, lelaki itu berkata sekenanya, "Pergilah ke tempat A, di bawah gunung B. Di sana akan kamu temukan air. Berwudhulah dengan air itu kemudian beribadahlah di situ sampai Allah memberimu fath."

Si murid segera keluar melaksanakan perintah syeikhnya. Ia beribadah dengan sungguh-sungguh sampai akhirnya Allah memberinya fath. Setelah menerima fath dari Allah, ia akhirnya tahu bahwa orang yang selama ini dianggap sebagai syeikhnya ternyata adalah manusia yang berperangai buruk dan suka bermaksiat kepada Allah.

Si murid kemudian mulai dikenal orang. Kesalehannya menjadi buah bibir masyarakat. Manusia mulai berdatangan, ada yang ingin menuntut ilmu, ada juga yang sekedar ingin memperoleh keberkahan. Bertambah hari muridnya bertambah banyak. Suatu hari ia jatuh sakit. Ketika penyakitnya menjadi semakin parah, para muridnya bertanya, "Guru, siapa yang akan kamu angkat untuk mengantikan kedudukanmu jika kamu wafat."
"Fulan bin Fulan yang suka bermaksiat. Karena itu, bertawajuhlah kalian kepada Allah, berdoalah, agar sebelum aku meninggal dunia, Allah telah merubah keadaannya menjadi yang terbaik, dan memberinya petunjuk, karena sesungguhnya aku tidak akan mencapai kedudukan ini kalau bukan karena dia. Bertawajuhlah kepada Allah!"

Allah mengabulkan doa mereka. Lelaki itu bertobat dan menjadi murid dari mantan muridnya.
Ia berusaha sungguh-sungguh untuk mendekatkan diri kepada Allah di bawah bimbingan gurunya. Sepeninggal sang guru, ia dipercaya untuk menggantikan kedudukannya.
Barangsiapa bertobat, Allah akan menerima tobatnya. Karena lelaki tadi mendekatkan diri kepada Allah dengan sidq (kesungguhan), ia mencapai kedudukan yang tinggi. Barang siapa menghadap Allah dengan sidq, ia akan mencapai apa yang telah dicapai oleh orang-orang yang sempurna. (I:136)

---------------------------------
Habib Muhammad bin Hadi bin Hasan bin Abdurrahman Asseqaf, Tuhfatul
Asyraf, Kisah dan Hikmah

Mengapa Wanita Harus Berhijab

Mengapa Wanita Harus Berhijab


Pertanyaan ini sangat penting untuk dilontarkan dan jawabannya sangat lebih penting lagi. Akan tetapi, pertanyaan di atas membutuhkan jawa-ban yang sangat panjang. Di sini akan kami sebutkan sebagian dari jawaban tersebut:


Pertama; Sebagai Realisasi Ketaatan Kepada Allah dan Rasul-Nya.

Karena ketaatan tersebut akan menjadi sumber kebahagiaan dan kesuksesan besar di dunia dan akhirat. Maka seseorang tidak akan merasakan manisnya iman sebelum mampu melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya serta berusaha merealisasikan semua perintah-perintah tersebut. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, “Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Al- Ahzab :71)

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,“Sungguh akan merasakan manisnya iman seseorang yang telah rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai nabi (yang diutus Allah).” (H.R. Muslim)

Di samping itu, bahwa tujuan utama Allah menciptakan jin dan manusia tidak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana yang telah difirmankan di dalam surat adz-Dzariyat ayat 56. Maka segala aktivitas dan kegiatan manusia hendaklah mencerminkan nilai ibadah kepada Allah termasuk dalam berbusana dan berpakaian.Caranya adalah dengan meyesuaikan diri dengan aturan dan ketentuan berpakaian yang telah digariskan dalam syari’at Islam.

Ke dua; Menampakkan Aurat dan Keindahan Tubuh Merupakan Bentuk Maksiat yang Mendatangkan Murka Allah dan Rasul-Nya.

Allah Subhannahu wa Ta'ala Berfirman,“Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata. (Al-Ahzab :36).

Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,“Setiap umatku (yang bersalah) akan dimaafkan, kecuali orang yang secara terang-terangan (berbuat maksiat).”(Muttafaqun ‘alaih).

Sementara wanita yang menampakkan aurat dan keindahan tubuh, telah nyata-nyata menampakkan kemaksiatan secara terang-terangan. Hal ini dikarenakan Allah telah menjelaskan batasan aurat seorang wanita, perintah untuk menutupinya ketika di hadapan orang asing (bukan mahram) serta mencela dan melaknat wanita yang memamerkan auratnya di depan umum.

Jika seorang wanita hanya sekedar lewat dengan memakai parfum di hadapan kaum lelaki saja dapat dikategorikan zina, sebagaimana disabdakan Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam di dalam makna memancing dan mengundang perbuatan tersebut, maka bagaimana lagi dengan mempertontonkan sesuatu yang tak selayaknya diperlihatkan?
Bau wangi yang bersumber dari seorang wanita dapat membangkitkan imajinasi kaum lelaki yang mencium aroma tersebut.Maka membuka aurat jelas lebih dilarang dalam Islam karena bukan sekedar memberikan gambaran, namun benar-benar menampakkan bentuk riilnya.

Ke tiga; Hijab Dapat Meredam Berbagai Macam Fitnah.

Jika berbagai macam fitnah lenyap, maka masyarakat yang dihuni oleh kaum wanita berhijab akan lebih aman dan selamat dari fitnah. Sebaliknya apabila suatu masyarakat dihuni oleh wanita yang tabarruj atau pamer aurat dan keindahan tubuh, sangat rentan terhadap ancaman berbagai fitnah dan pelecehan seksual serta gejolak syahwat yang membawa malapetaka dan kehancuran. Bagian tubuh yang terbuka, jelas akan memancing perhatian dan pandangan berbisa. Itulah tahapan pertama bagi penghancuran serta perusakan moral dan peradaban sebuah masya-rakat.

Ke empat; Tidak Berhijab dan Pamer Perhiasan Akan Mengundang Fitnah bagi Laki-Laki.

Seorang wanita apabila menampakkan bentuk tubuh dan perhiasannya di hadapan kaum laki-laki bukan mahram, hanya akan mengundang perhatian kaum laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba. Jika ada kesempatan, maka mereka akan dengan ganas dan beringas memangsa, laksana singa sedang kelaparan.

Penyair berkata, Berawal dari pandangan lalu senyuman kemudian salam, Disusul pembicaraan lalu berakhir dengan janji dan pertemuan.

Ke lima; Menunjukkan Kepribadian dan Identitas serta Mencegah dari Gangguan.

Jika seorang wanita muslimah menjaga hijab, secara tidak langsung ia berkata kepada semua kaum laki-laki “Tundukkanlah pandanganmu, aku bukan milikmu serta kamu juga bukan milikku, tetapi saya hanya milik orang yang dihalalkan Allah bagiku. Aku orang yang merdeka dan tidak terikat dengan siapa pun dan aku tidak tertarik kepada siapa pun, karena saya jauh lebih tinggi dan terhormat dibanding mereka yang sengaja mengumbar auratnya supaya dinikmati oleh banyak orang.”

Wanita yang bertabarruj atau pamer aurat dan menampakkan keindahan tubuh di depan kaum laki-laki lain, akan mengundang perhatian laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba. Secara tidak langsung ia berkata, “Silahkan anda menikmati keindahan tubuhku dan kecantikan wajahku. Adakah orang yang mau mendekatiku? Adakah orang yang mau memandangiku? Adakah orang yang mau memberi senyuman kepadaku? Atau manakah orang yang berseloroh “Aduhai betapa cantiknya?” Mereka berebut menikmati keindahan tubuhnya dan kecantikan wajahnya, sehingga membuat laki-laki terfitnah, maka jadilah ia sasaran empuk laki-laki penggoda dan suka mempermainkan wanita.

Manakah di antara dua wanita di atas yang lebih merdeka? Jelas, wanita yang berhijab secara sempurna akan memaksa setiap laki-laki yang melihat menundukkan pandangan dan bersikap hormat. Mereka juga menyimpulkan, bahwa dia adalah wanita merdeka, bebas dan sejati, sebagaimana firman Allah Subhannahu wa Ta'ala ,
“Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (Al-Ahzab :59).

Wanita yang menampakkan aurat dan keindahan tubuh serta paras kecantikannya, laksana pengemis yang merengek-rengek untuk dikasihani. Hal itu jelas mengundang perhatian laki-laki yang hobi menggoda dan mempermainkan kaum wanita, sehing-ga mereka menjadi mangsa laki-laki bejat dan rusak tersebut.Dia ibarat binatang buruan yang datang sendiri ke perangkap sang pemburu. Akhirnya, ia menjadi wanita yang terhina, terbuang, tersisih dan kehilangan harga diri serta kesucian. Dan dia telah menjerumuskan dirinya dalam kehancuran dan malapetaka hidup.

Syarat-Syarat Hijab

§ Pertama; Hendaknya menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh sedikit pun, selain yang dikecualikan karena Allah berfirman, “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang biasa nampak.” (An-Nuur: 31)

Dan juga firman Allah Subhannahu wa Ta'ala,“Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Al Ahzab :59).

§ Ke dua; Hendaknya hijab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan mahram. Agar hijab tidak memancing pandangan kaum laki-laki, maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

§ Hendaknya hijab terbuat dari kain yang tebal, tidak menampakkan warna kulittubuh (transfaran).

§ Hendaknya hijab tersebut longgar dan tidak menampakkan bentuk anggota tubuh.

§ Hendaknya hijab tersebut tidak berwarna-warni dan bermotif.

§ Hijab bukan merupakan pakaian kebanggaan dan kesombongan karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,“Barangsiapa yang mengenakan pakaian kesombongan (kebanggaan) di dunia maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan nanti pada hari kiamat kemudian dibakar dengan Neraka.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah, dan hadits ini hasan).

§ Hendaknya hijab tersebut tidak diberi parfum atau wewangian berdasar-kan hadits dari Abu Musa Al-Asy’ary, dia berkata, Bahwa Rasulullah bersabda,“Siapa pun wanita yang mengenakan wewangian, lalu melewati segolongan orang agar mereka mencium baunya, maka ia adalah wanita pezina” (H.R Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi, dan hadits ini Hasan)

§ Ke tiga; Hendaknya pakaian atau hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian kaum wanita kafir, karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

Dan Rasulullah mengutuk seorang laki-laki yang mengenakan pakaian wanita dan mengutuk seorang wanita yang mengenakan pakaian laki-laki. (H.R. Abu Dawud an-Nasa’i dan Ibnu Majah, dan hadits ini sahih).

Catatan : Menutup wajah menurut syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani di dalam kitabnya Jilbab al-Mar’ah al-Muslimah Fil Kitab Was Sunnah, adalah sunnah, akan tetapi yang memakainya mendapat keutamaan.

Semoga tulisan ini memberi manfaat bagi seluruh kaum muslimin, terutama para wanita muslimah agar lebih mantap/teguh dalam menjaga hijab mereka.

Penyusun : Ummu Ahmad Rifqi

Kisah Sesendok Madu

Ada sebuah kisah simbolik yang cukup menarik untuk kita simak. Kisah ini adalah kisah tentang seorang raja dan sesendok madu. Alkisah, pada suatu ketika seorang raja ingin menguji kesadaran warganya.

Raja memerintahkan agar setiap orang, pada suatu malam yang telah ditetapkan, membawa sesendok madu untuk dituangkan dalam sebuah bejana yang telah disediakan di puncak bukit ditengah kota. Seluruh warga kota pun memahami benar perintah tersebut dan menyatakan kesediaan mereka untuk melaksanakannya.

Tetapi dalam pikiran seorang warga kota (katakanlah si A) terlintas suatu cara untuk mengelak, "Aku akan membawa sesendok penuh, tetapi bukan madu.Aku akan membawa air. Kegelapan malam akan melindungi dari pandangan mata seseorang. Sesendok airpun tidak akan mempengaruhi bejana yang kelak akan diisi madu oleh seluruh warga kota."

Tibalah waktu yang telah ditetapkan. Apa kemudian terjadi? Seluruh bejana ternyata penuh dengan air. Rupanya semua warga kota berpikiran sama dengan si A. Mereka mengharapkan warga kota yang lain membawa madu sambil membebaskan diri dari tanggung jawab.

Kisah simbolik ini dapat terjadi bahkan mungkin telah terjadi, dalam berbagai masyarakat manusia. Dari sini wajar jika agama, khususnya Islam, memberikan petunjuk-petunjuk agar kejadian seperti di atas tidak terjadi:

"Katakanlah (hai Muhammad), inilah jalanku. Aku mengajak ke jalan Allah disertai dengan pembuktian yang nyata. Aku bersama orang-orang yang mengikutiku (QS 12:108)

Dalam redaksi ayat di atas tercermin bahwa seseorang harus memulai dari dirinya sendiri disertai dengan pembuktian yang nyata, baru kemudian dia melibatkan pengikut-pengikutnya.

"Berperang atau berjuang di jalan Allah tidaklah dibebankan kecuali pada dirimu sendiri, dan bangkitkanlah semangat orang-orang mukmin (pengikut-pengikutmu) (QS 4:84)

Perhatikan kata-kata "tidaklah dibebankan kecuali pada dirimu sendiri." Nabi Muhammad saw. pernah bersabda: "Mulailah dari dirimu sendiri, kemudian susulkanlah keluargamu." Setiap orang menurut beliau adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas yang dipimpinnya, ini berarti bahwa setiap orang harus tampil terlebih dahulu. Sikap mental demikianlah yang dapat menjadikan bejana sang raja penuh dengan madu bukan air, apalagi racun.

Pelita Hati - M. Quraish Shihab

Balasan Mencela Para Shahabat

Al-Qairuni berkata, "Seorang syaikh yang termasuk orang-¬orang yang utama mengabarkan kepada saya, dia berkata, 'Abu Al-Hasan Al-Mathlabi (Imam Masjid Nabawi) mengabarkan kepadaku, dia berkata, 'Suatu hari ketika saya di Madinah melihat suatu keajaiban, ada seorang laki-laki mencaci Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu 'Anhum.

Al-Qairuni berkata, "Seorang syaikh yang termasuk orang-¬orang yang utama mengabarkan kepada saya, dia berkata, 'Abu Al-Hasan Al-Mathlabi (Imam Masjid Nabawi) mengabarkan kepadaku, dia berkata, 'Suatu hari ketika saya di Madinah melihat suatu keajaiban, ada seorang laki-laki mencaci Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu 'Anhum. Kemudian, pada hari lainnya ketika kami selesai shalat subuh, tiba-tiba kami bertemu seorang lelaki yang air matanya mengalir deras membasahi kedua pipinya, lalu kami tanyakan bagaimana ceritanya sehingga ia bernasib seperti itu?

Lelaki itu menjawab, 'Tadi malam aku bermimpi bertemu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, sedang di depan beliau ada Ali bersama Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu 'Anhuma. Lalu Abu Bakar dan Umar berkata kepada Rasulullah, 'Inilah orangnya yang menyakiti dan mencaci kami wahai Rasulullah! Kemudian, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bertanya kepadaku, 'Siapa yang menyuruhmu berbuat seperti ini wahai Abu Qais?' Aku menjawab, 'Ali', dan aku pun menunjuk kepadanya'.
Kemudian, Ali mengarahkan wajah dan tangannya kepadaku dengan mengepalkan jari-jarinya dan mengisyaratkan dia menampar mataku, lalu berkata, Jika kamu berdusta, semoga Allah membutakan matamu. Kemudian, Ali mencolok jarinya ke mataku, lalu aku terbangun dari tidurku dan aku dapati diriku seperti ini. Kemudian, lelaki itu menangis dan memberitahukan kepada masyarakat, lalu bertaubat di hadapan mereka."

Diriwayatkan dari Abu Hatim Ar-Razi dari Muhammad bin Ali, dia berkata, "Ketika kami berada di Makkah dan duduk¬-duduk di Masjidil Haram, ada seorang lelaki dengan wajah separuh hitam dan separuhnya putih, lalu dia berkata, 'Wahai segenap manusia, ambillah i'tibar dari diriku, aku pernah berbuat buruk dan mencaci dua orang shahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Kemudian pada suatu malam, ketika aku tidur, tiba-tiba ada seseorang yang mengangkat tangan lalu menampar wajahku sambil berkata kepadaku, 'Wahai musuh Allah, wahai orang yang fasik, bukankah kamu yang selama ini mencela Abu Bakar dan Umar, kemudian menjadi seperti inilah keadaanku."
Seorang syaikh dari suku Quraisy berkata, "Di Syam (Syiria) aku melihat seorang lelaki yang setengah wajahnya hitam dan ditutupi tangannya. Aku menanyakan kenapa dia menutupinya seperti itu? Lelaki itu menjawab, 'Aku telah bersumpah kepada Allah siapa yang menanyakan sebab sikapku seperti ini, maka pasti akan aku jawab. Ketika itu aku sangat memusuhi Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu 'Anhu. Pada suatu malam ketika aku lelap tidur, ada seorang lelaki mendatangiku lalu berkata, 'Kamukah orangnya yang selalu memusuhi aku?' Kemudian, ia menampar sebelah pipiku sehingga menjadi seperti inilah wajahku, hitam sebelah sebagaimana kamu lihat'."

Diriwayatkan dari Muhammad bin Sirin Rahimahullah, dia berkata, "Ketika itu aku sedang melakukan thawaf di Ka'bah. Tiba-tiba aku berpapasan dengan seorang lelaki yang memanjatkan doa seperti ini, 'Ya Allah ampunilah aku, dan aku tidak yakin Engkau akan mengampuniku!' Seketika itu aku sangkal, 'Wahai Abdullah, selama ini aku tidak pernah mendengar sese¬orang berdoa sebagaimana yang kamu panjatkan!' Lelaki itu men¬jawab, 'Ketika itu aku pernah berjanji, sekiranya aku dapat me¬nampar wajah Utsman, pasti aku lakukan'. Kemudian, ketika Utsman Radhiyallahu 'Anhu terbunuh dan diletakkan di atas tempat tidurnya di dalam rumah, sementara orang-orang berda¬tangan untuk menyalatkan jenazahnya, aku pun masuk ruangan itu lalu berpura-pura ikut menyalatkan jenazahnya. Ketika itu sedang sepi, maka aku tarik pakaianku untuk menutupi wajah dan jenggot Utsman, lalu aku berhasil menamparnya. Setelah kejadian itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan tanganku kering dan kaku seperti kayu yang tidak dapat digerakkan' ."
Ibnu Sirin berkata, "Benar, aku telah melihat tangannya kering."

Utsman Radhiyallahu 'Anhu adalah seorang shahabat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam yang mendapat gelar Dzun Nuraini; khalifah ke-3. Dia mendapat perlakuan zalim dan menyerahkan urusannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka Allah menurunkan hukumannya yang berlaku atas orang yang menzaliminya sebagai ibrah. Sungguh Allah adalah Maha mulia dan Mendendam.

Diriwayatkan dari Amir bin Sa'ad Radhiyallahu 'Anhu, dia berkata, "Ketika Sa'ad berjalan, tiba-tiba ia berjumpa dengan seorang lelaki yang sedang mencaci Ali, Thalhah, dan Zubair Radhiyallahu Anhuma. Sa'ad berkata kepada lelaki itu, 'Sungguh, baru saja kamu mencaci suatu kaum yang telah berhasil mendahului dalam kebaikan dari yang selainnya. Kamu akan berhenti mencaci mereka atau aku doakan kamu supaya Allah menurunkan musibah untukmu!'

Lelaki itu menantang, 'Kenapa kamu menakut-nakuti aku, seolah-olah kamu seorang nabi?'
Sa'ad menjawab, 'Ya Allah, sesungguhnya orang itu men¬caci sejumlah shahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang lebih dahulu berbuat kebaikan daripada orang lain, maka turunkan siksa untuk orang itu?!'
Tiba-tiba datang seekor unta betina, orang-orang membiarkan unta tersebut berjalan dan mencederai lelaki itu.
Aku sendiri menyaksikan orang-orang menyusul Sa'ad sambil berkata, 'Wahai Abu Ishaq, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabulkan doamu' ." (Diriwayatkan Thabrani)
Diriwayatkan dari Qais, dia berkata, "Seorang laki-laki mencaci Ali Radhiyallahu 'Anhu, kemudian Sa'ad berkata, 'Ya Allah, sesungguhnya laki-laki ini mencaci salah seorang wali¬Mu, maka jangan bubarkan pertemuan ini" sehingga Engkau memperlihatkan kekuasaan-Mu'.
Demi Allah, kami tidak meninggalkan pertemuan kami itu sehingga lelaki tersebut terpelanting dan pingsan dari ken¬daraan yang dinaikinya dan kepalanya terbentur bebatuan sehingga gegar otak dan mati." (Diriwayatkan Al-Hakim)

Ada seseorang yang mencaci shahabat Rasulullah Sha¬lallahu Alaihi wa Sallam yang tergolong masyhur, dan tidaklah mungkin ada seseorang yang berani mencaci shahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam selain orang-orang zindik ekstrim, yang di dalam hatinya diliputi rasa iri dan dendam kepada para shahabat. Telah cukup kita jadikan pelajaran ucapan seorang tabiin yang bernama Abu Zur'ah Rahimahullah, 'jika kamu melihat ada seseorang yang berani mencaci salah seorang shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, tentulah ia zindik."

Orang-orang yang berani mencaci para shahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang Allah telah ridha kepada mereka, tentu Allah akan menurunkan laknat, menjauh¬kan rahmat-Nya, dan tidak dimasukkan ke dalam surga serta hidup di dunia penuh dengan kehinaan sebelum merasakan siksa¬an di akhirat.

Apakah pantas seseorang mencaci para shahabat yang kepada mereka pula diturunkan Al-Qur'an. Bahkan, mereka memperoleh pujian langsung dari Allah?!

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
"'Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang¬-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari" karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dan" bekas sujud Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat, lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di alas pokoknya; tanaman itu menyenang¬kan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang Mukmin). "(Al-Fath: 29)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Barangsiapa mencaci para shahabatku, maka baginya laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. (Diriwayatkan Thabrani)

Siapakah Albert Enstein itu?

Einstein dilahirkan di Ulm di Württemberg, Jerman; sekitar 100 km sebelah timur Stuttgart. Bapaknya bernama Hermann Einstein, seorang penjual ranjang bulu yang kemudian menjalani pekerjaan elektrokimia, dan ibunya bernama Pauline. Mereka menikah di Stuttgart-Bad Cannstatt. Keluarga mereka keturunan Yahudi; Albert disekolahkan di sekolah Katholik dan atas keinginan ibunya dia diberi pelajaran biola.

Albert Einstein (14 Maret 1879–18 April 1955) adalah seorang ilmuwan fisika teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan "pengabdiannya bagi Fisika Teoretis".

Setelah teori relativitas umum dirumuskan, Einstein menjadi terkenal ke seluruh dunia, pencapaian yang tidak biasa bagi seorang ilmuwan. Di masa tuanya, keterkenalannya melampaui ketenaran semua ilmuwan dalam sejarah, dan dalam budaya populer, kata Einstein dianggap bersinonim dengan kecerdasan atau bahkan jenius. Wajahnya merupakan salah satu yang paling dikenal di seluruh dunia.

Pada tahun 1999, Einstein dinamakan "Tokoh Abad Ini" oleh majalah Time. Kepopulerannya juga membuat nama "Einstein" digunakan secara luas dalam iklan dan barang dagangan lain, dan akhirnya "Albert Einstein" didaftarkan sebagai merk dagang.
Untuk menghargainya, sebuah satuan dalam fotokimia dinamai einstein, sebuah unsur kimia dinamai einsteinium, dan sebuah asteroid dinamai 2001 Einstein.

smadav antivirus indonesia

Ada Kehidupan di Planet MARS???

Tahukah kamu ??? Menurut Dave Des Marais (NASA) bahwa di planet mars terdapat danau garam dan air tanah di Mars, sementara Roh penjelajah ditemukan batuan diubah oleh air cair dan silika murni dibentuk oleh aktivitas hidrotermal. Orbiters telah menemukan bukti tambahan mineralogi luas lingkungan berair kuno.

Dave Des Marais NASA Ames Research Center di California akan membahas mengapa para peneliti percaya bahwa lingkungan yang dihuni mungkin ada di Mars lebih dari tiga miliar tahun lalu. Peluang penjelajah menemukan bukti danau garam dan air tanah di Mars, sementara Roh penjelajah ditemukan batuan diubah oleh air cair dan silika murni dibentuk oleh aktivitas hidrotermal. Orbiters telah menemukan bukti tambahan mineralogi luas lingkungan berair kuno.

Des Marais adalah anggota tim sains tahun 2009 NASA misi Ilmu Mars Laboratorium, 2005 Mars Reconnaissance misi Orbiter, dan tahun 2003 Mars Exploration misi Rover, sebuah peran yang membuatnya mendapatkan kehormatan membuang lapangan pertama di bisbol San Francisco Giants permainan kemudian pada bulan Mei. Des Marais juga mengepalai Pusat Penelitian Ames NASA Astrobiology Institute, dan, karena itu, bekerja sama dengan pusat astrobiology MSU untuk belajar asal-usul, distribusi dan evolusi kehidupan di alam semesta.

Kuliah umum gratis dimulai pukul 7 malam di Pusat Emerson untuk Seni dan Budaya, 111 S. Grand Avenue di Bozeman. minuman ringan akan dilayani.

Presentasi ini merupakan bagian dari Komunitas Seri Kuliah disponsori oleh Termal Montana State University Institut Biologi, Astrobiology Biogeocatalysis Pusat Penelitian dan NSF-EPSCoR.